Sabtu, 12 November 2016

MP3 mini (Cara Charger yang baik )


Cara Charge MP3 Mini yang Baik


Oooh Halo berjumpa dengan saya PIKA. Heheheh di sini kita akan mengupas sedikit tentang MP3 mini atau yang biasa di sebut MP3 JEPIT. biasanay nih banyak di jual di Counter terdekat atau di toko - toko elektronik lainya, Harganya pun berkisar murah anatara 15.000 - 25.000 (itu di tempatku harga nya segitu ya!.) nah aku di sini dapat yang harganya Rp20.000 merknya Ibox, sebenarnya sama aja sih sama yang lain yang I-Tunes atau yang Votre batre nya pun tahan lama.

Kalian pasti di pusingkan dengan Hal "Cara mencharge nya, bukan?" nah awalnya aku gak tau tapi setelah aku coba cara apapun ternyata work. mau tau gimana caranya? baca ya sampai habis

Bahannya     :

- MP3 mini Merk apa aja
- Charger + Kepalanya
- Listrik
- Udah itu aja.!!!

Caranya
1. Masukin SD-Card Masing - masing yang udah  di isiin lagu kedalam MP3 nya
2. Charger seperti biasa, nah pada saat charger ini gaes itu dalam KONDISI OF, terus pencet TOMBOL (-) atau Volume nya di kecilin sampai poll soalnya pada saat charger itu MP3 dalam keadaan Off atau On masih nyala lagu nya, jadi y volume nya di kecilin aja sampai pol soalnya punyaku juga gitu, tak coba pakai caraku sendiri work kok , tahan sampai 1 jam tapi ngecasnya agak lama.

Mungkin udah itu aja ya Tulisan saya. Nantikan TIPS - TIPS lainnya ya !! Semoga berhasil!!!

Salam Pika!!! :)

FLY OUT


EPILOG

Yah...!! Saat aku tersadar dari kebangkitanku, ku kira aku sedang di surga, ketika ku mulai melangkah tiba - tiba seseorang menarikku dan mengajakku ke dunia nya.
Aku tak tahu , ini kah dunia lain selain dunia nyata? Apakah aku sudah amnesia?

Beberapa waktu berlalu, bersama mu di tempat ini. Mungkinkah aku mencintaimu? Mungkin juga tidak!
Betapa bodohnya aku!!

Harusnya aku pergi dari kehidupan ini, tapi aku tak mau dikenang sebagai pengecut kecil oleh orang orang di sekelilingku. Aku harus apa?


Hidup? 1 kali 

Sinar mentari mulai memasuki ruang kamar ku, membangunkan ku dari mimpi - mimpi yang mencekam jiwa, menyesakan dada ini. Mungkin ini tak mampu di sebut mimpi, tapi jelas - jelas aku terbangun dari tidur ku.

Ku berjalan sempoyongan menuju wastafel kamar mandi, ku basuh muka dan mengelap nya lalu kembali ke ranjang, tempat yang membuat diri ku tak mampu berpaling dari - nya.

Hah....!!! Rasa-nya aku ingin berbaring saja, sambil memikirkan siapa yang membuat diriku begini! Merasa terbuang dan sendiri, jauh dari keluarga.

Aku tertawa sendiri, memikirkan hal itu. Ku lirik jam di dinding dan what!!! Oh... Ghosh sudah pukul 06.30, aku harus segera bangkit dan pergi. Pergi ke suatu tempat yang pasti akan membuat kedua orang tua ku marah.

Tanpa berpikir panjang lebar lagi aku harusnya segera bangkit, mandi, berdandan, dan menyiapkan sarapan pagi untukku. Di tengah - tengah kesibukanku, ku dengar suara ketukan pintu yang keras, aku abaikan saja berharap orang itu segera pergi. Tapi malah dia tetap bertahan di situ, menyebalkan seharusnya kau pergi kutuk ku dalam hati.

Dan tiba - tiba dan sangat tiba - tiba, orang itu memanggil nama ku. Suaranya.... suaranya.... Aku kenal itu...

Ketukan!!!

Suara itu aku kenal, dulu akrab sekali di telinga ku. Steven . 
Sekonyong - konyongnya aku berlari menuruni tangga, saat kubuka pintu dia memelukku dengan eratnya hingga aku merasakan sebuah kedamaian yang amat kurindukan.
Tapi, aku sudah muak dengan semua scenario hidup yang dia buat, yang membuatku terjatuh ke dasar lautan, sampai airnya yang begitu pekat memenuhi rongga dadaku hingga aku tak mampu untuk bernafas.
Ku lepas tangan nya dari tubuhku kupandangi dia dengan segala amarah ku yang berkobar - kobar. Aku takkan tertipu lagi oleh mu, pesonamu mematikan jiwa, pandangan mu membuatakan mata.
"Sudah cukup!!" kataku
Dia melongok menatapku. Aku membencinya aku tak mau melihatnya lagi.
"Aku ingin kembali padamu, tolong terimalah diriku!" ucapnya
"Terus aku harus berkata ya dan akhirnya aku yang terkhianati lagi? Sudah hentikan!! Aku ini seorang manusia, jangan kau samakan dengan hewan ataupun boneka yang bisa di perlakukan seenaknya!! 
Hm.. Sudah lupakanlah aku tak ada waktu!!"
"Aza, Aza...!!! Tunggu!!"
Aku tak kuasa lagi, aku masuk dan mengunci pintuku. Aku menarik nafas dalam - dalam dan mengeluarkannya ku ulangi sampai beberapa kali. Aku takkan kembali lagi padanya, aku harus bisa melupakkan, aku tak mau dia menjadi parasit di otakku dan akan membuat pikiran ku menjadi karat dan akhirnya aku akan mati di sini sendiri.
Hah... Sudah pukul 08.30 waktunya go out!!! Meninggalkan rumah ini, tempat di mana aku bersembunyi.

Kepergian

Ku buka pintu taxi yang telah aku pesan kemarin. Ku masukan segala barang - barang ku ke jok belakang.
Dan saat nya aku harus pergi... 
Di perjalanan aku memikirkan ayah dan ibu ku. Apakah mereka akan menerima ku di sisi mereka?
Flashback
Saat aku berusia 12 tahun ibu dan ayah ku bertengkar.
"Aku membenci anak itu, harusnya kita membuangnya dari dulu!, dia bukan anak kita" kata ayahku
"Sayang... Tenang kita harus cari waktu dulu. Tunggu sampai anak kita lahir!"
Flashback end
Sejak saat itu, aku di asingkan dari rumah, jauh dari keluarga jauh dari segalanya. Kata mereka, aku harus belajar hidup mandiri & segala kebutuhan ku akan mereka cukupi. Betapa manisnya mereka berkata, aku tahu di balik topeng mereka, mereka membenci ku karena aku bukan anak mereka.
Tak kurasa air mata ku menetes. Aku menyekanya, tanpa berfikir panjang lagi aku harus memberitahu mereka aku akan pindah rumah dan menetap bersama mereka, entah apa yang terjadi aku akan tetap tinggal dengan mereka.
Tut .... Tut..... Bunyi ponsel ku.
Oh ibu tolonglah sekali ini saja jawab telefon kuKumohon
Dan akhirnya....
"Ibu!"
"Ya? Kamu butuh apa? Uang? Berapa?"
"Bukan itu bu! Aku akan tinggal dengan mu dengan ayah, adikku. Aku merindukanmu, merindukan mereka semua."
"Tidakkkk!!!! Ibu tidak mengizinkan, ayahmu pasti menolak!!! Jangan tinggal di sini!"
"Kenapa bu? Apa salah ku?"
"Karena kau itu bukan anakku! Bukankah sudah cukup dengan ibu memberimu semua uang dan keperluanmu? Jauh- jauh dari kami. Ingat lagi KAMI BUKAN ORANG TUA mu nak!!!"
"I...b..bu..!"
Kututup telefon ku, rasanya aku seperti telah di tempa palu besi yang panas sampai membuat jantung ku mati rasa. Aku menyayangi mu bu, ayah.  Tapi kenapa kalian begini? Aku hanya ingin di sisi kalian!!
Tak kusadari aku telah sampai di stasiun waktu ku untuk pergi! 
Aku harus tetap kuat, apapun yang terjadi aku harus tinggal dengan mereka, walaupun mereka menolak ku Aku tetap bersama mereka. Teguh keyakinan ku, Aku pegang erat - erat.
Kereta selanjutnya pun datang. Aku harus segera masuk dan duduk di pojok kereta. Aku mengeluarkan foto ayah dan ibu ku yang sudah usang. Memang, ini foto 4 tahun yang lalu, saat aku pergi meninggalkan rumah ayah dan ibu ku.
Aku melihat mereka tersenyum tanpa ku, aku harusnya tetap tinggal di kota ini. Aku harusnya tidak mengganggu mereka, tapi aku juga tidak salah toh aku juga harus mendapat kasih sayang. 
Haaash!!!! Aku tak mau memikirkan nya lagi, aku akan tetap pergi.
Aku mengeluarkan headphone ku dan novel. MuA.gkin ini akan mengalihkan kesedihanku. Tiba - tiba seseorang menghampiriku, dan dia berkata, seperti berbisik.
"Radisto Stv ! Hati - hati lah!" ucap nya
Suara nya seperti laki-laki tapi aku tak bisa melihat wajah nya. 
Mungkin dia salah orang, aku abaikan saja lah.
Malam pun semakin larut, sudah pukul 21.00 di sini sunyi dan senyap, semua orang sedang tidur. Aku tertawa sendiri melihat tingkah mereka ketika tidur, lucu sekali. Ponsel ku pun berderit
Kamu pergi kemana sih?aku cari-cari kamu. - Luna
Aku pindah ke rumah orang tua ku. - A
Oh kalo gitu hati - hatiNanti hubungi aku ya! - Luna
Ok - A
Hm... Aku tersenyum kecil, pandangan ku pun teralih kepada 3 orang laki - laki di ujung kereta, mereka sangat besar dan berjubah, salah satu nya pun tinggi dan kurus. Mereka menuju lokomotif depan dan apa yang terjadi membuat mulutku menganga, aku hampir saja menjerit.
nextnta besok